Temasek menurut istilah bahasa
Melayu mempunyai arti hutan
rawa, merujuk kepada nama lama
pulau Ujong /Pulau Singapura.
Sebelum berganti nama menjadi
Singapura pada abad ke-14,
negara atau daerah tersebut
dikenal dengan nama Temasek.
Kata temasek diambil dari bahasa
Jawa (Kuna) tumasik yang kurang
lebih berarti "menyerupai" laut
Pada masa silam sekitar abad ke
14, pulau Singapura merupakan
sebagian dari kerajaan Sriwijaya
dan dikenal sebagai Temasek
("Kota Laut").
Dipercayai bahwa Singapura
merupakan pusat pemerintahan
kerajaan Melayu sebelum ia
diduduki oleh Sir Stamford
Raffles. Ini berdasarkan tulisan
Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi
yang menyatakan ketika Singapura
dibersihkan, bukit yang terdapat
di situ telah dikenali sebagai
bukit larangan, dan terdapat
banyak pohon buah yang ditanam
di situ. Ini menunjukkan
terdapatnya pusat administrasi di
situ.
Selain daripada itu, Abdullah bin
Abdul Kadir Munsyi turut
menyatakan ditemukannya sebuah
batu bersurat yang mempunyai
ukiran tulisan yang tidak dikenali
dan telah kabur. Prasasti
Singapura itu menunjukkan
Singapura telah menjadi sebuah
pusat administrasi sejak silam
lama sebelum tibanya pihak
Inggris.
Malangnya prasasti itu telah
dimusnahkan tidak lama selepas
tibanya Inggris oleh seorang
insinyur Inggris. Bagaimanapun,
terdapat nota mengenai sebuah
salinan tulisan tersebut yang
telah diantarkan ke London tetapi
gagal ditafsirkan. Sekiranya
catatan salinan tulisan itu dapat
dijumpai kembali, ia bisa
memberikan perkiraan kapan ia
diukir melalui terjemahan ataupun
sekiranya masih gagal
diterjemahkan, melalui jenis
tulisan yang digunakan.
Melayu mempunyai arti hutan
rawa, merujuk kepada nama lama
pulau Ujong /Pulau Singapura.
Sebelum berganti nama menjadi
Singapura pada abad ke-14,
negara atau daerah tersebut
dikenal dengan nama Temasek.
Kata temasek diambil dari bahasa
Jawa (Kuna) tumasik yang kurang
lebih berarti "menyerupai" laut
Pada masa silam sekitar abad ke
14, pulau Singapura merupakan
sebagian dari kerajaan Sriwijaya
dan dikenal sebagai Temasek
("Kota Laut").
Dipercayai bahwa Singapura
merupakan pusat pemerintahan
kerajaan Melayu sebelum ia
diduduki oleh Sir Stamford
Raffles. Ini berdasarkan tulisan
Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi
yang menyatakan ketika Singapura
dibersihkan, bukit yang terdapat
di situ telah dikenali sebagai
bukit larangan, dan terdapat
banyak pohon buah yang ditanam
di situ. Ini menunjukkan
terdapatnya pusat administrasi di
situ.
Selain daripada itu, Abdullah bin
Abdul Kadir Munsyi turut
menyatakan ditemukannya sebuah
batu bersurat yang mempunyai
ukiran tulisan yang tidak dikenali
dan telah kabur. Prasasti
Singapura itu menunjukkan
Singapura telah menjadi sebuah
pusat administrasi sejak silam
lama sebelum tibanya pihak
Inggris.
Malangnya prasasti itu telah
dimusnahkan tidak lama selepas
tibanya Inggris oleh seorang
insinyur Inggris. Bagaimanapun,
terdapat nota mengenai sebuah
salinan tulisan tersebut yang
telah diantarkan ke London tetapi
gagal ditafsirkan. Sekiranya
catatan salinan tulisan itu dapat
dijumpai kembali, ia bisa
memberikan perkiraan kapan ia
diukir melalui terjemahan ataupun
sekiranya masih gagal
diterjemahkan, melalui jenis
tulisan yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar